Segala Puji bagi Allah Rabb semesta alam dan Salawat serta salam dihaturkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wa Salam.
Makan adalah kebutuhan kita sehari hari yang sangat penting, dengan makan kita bisa beraktifitas sehari hari dan bisa leluasa beribadah dengan tenang.
Akan tetapi ada adab ketika hendak makan dan setelah makan, diantaranya adalah berdoa sebelum dan sesudah makan.
Dari kecil kita diajarkan doa sebelum makan yaitu :
Dan juga doa sesudah mkan yaitu :
Tetapi ternyata doa-doa tersebut adalah doa-doa makan yang berasal dari hadist yang dhoif.
“Ya Allah .. berilah berkah untuk kami pada apa yang engkau anugrahkan kepada kami, dan lindungilah kami dari siksaan api neraka. (Aku makan) dengan menyebut nama Allah!”
Dan jika selesai makan membaca ...
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi nikmat kepada kami kemudian memberi hidayah kepada kami, dan segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum kemudian memberi kami kepuasan, dan atas segala kebaikan yang diberikan kepada kami”.
Hadits ini sangat lemah menurut Abi Hatim dalam kitab “Ilal hadits” karya Ibnu Abi Hatim no.1516, karena pada sanadnya ada rawi yang bernama Muhammad bin Abi Az-Zu’aizi’ah; hadits-hadits yang ia riwayatkan sangat lemah (mungkarul-hadits jiddan)
Demikian pula At-Tirmidzi dalam kitabnya “As-Sunan” no. 3457:
Bahwasanya Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam jika selesai makan, beliau membaca:
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum, dan menjadikan kami orang muslim”.
Hadits ini juga sangat lemah, Ad-Dzahaby mengatakan bahwa hadits ini mungkar. [Lihat: Mizan Al-I’tidaal 1/385]
Pada sanad Abu Daud ada rawi yang bernama Ismail bin Riyah: ia majhul (tidak diketahui orangnya dan kedudukan haditsnya) tidak ada yang meriwayatkan darinya kecuali Abu Hasyim.
Dan pada sanad At-Tirmidzi ada Hajjaj bin Artha-ah: Ibnu Hajar mengatakan: ia banyak melakukan kesalahan dalam meriwayatkan hadits. Sedangkan Ibnu Akhi Abi Sa’id atau Maula Abi Sa’id; tidak diketahui orangnya.
Makan adalah kebutuhan kita sehari hari yang sangat penting, dengan makan kita bisa beraktifitas sehari hari dan bisa leluasa beribadah dengan tenang.
Akan tetapi ada adab ketika hendak makan dan setelah makan, diantaranya adalah berdoa sebelum dan sesudah makan.
Dari kecil kita diajarkan doa sebelum makan yaitu :
ALLOHUMMA BAARIK LANAA FIIMAA ROZAQTANAA WA QINAA ADZAABAN NAAR.
Dan juga doa sesudah mkan yaitu :
ALHAMDU LILLAHIL LADZII ATH'AMA WASAQOONA WAJA’ALANA MUSLIMIIN,
Tetapi ternyata doa-doa tersebut adalah doa-doa makan yang berasal dari hadist yang dhoif.
INILAH PENJELASANNYA :
Ibnu ‘Adiy meriwayatkan dalam kitabnya “Al-Kaamil” 6/206 :
Abdullah bin ‘Amru radiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam ketika disuguhi makanan membaca do’a ...
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، بِسْمِ اللهِ
“Ya Allah .. berilah berkah untuk kami pada apa yang engkau anugrahkan kepada kami, dan lindungilah kami dari siksaan api neraka. (Aku makan) dengan menyebut nama Allah!”
Dan jika selesai makan membaca ...
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ مَنَّ عَلَيْنَا فَهَدَانَا ، وَالْحَمْدُ للهِ الََّذِيْ أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا فَأَرْوَانَا وَكُلّ
الْإِحْسَانِ آتَانَا
Hadits ini sangat lemah menurut Abi Hatim dalam kitab “Ilal hadits” karya Ibnu Abi Hatim no.1516, karena pada sanadnya ada rawi yang bernama Muhammad bin Abi Az-Zu’aizi’ah; hadits-hadits yang ia riwayatkan sangat lemah (mungkarul-hadits jiddan)
Demikian pula At-Tirmidzi dalam kitabnya “As-Sunan” no. 3457:
Bahwasanya Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam jika selesai makan, beliau membaca:
الْحَمْدُ للهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا، وَسَقَانَا، وَجَعَلَنَا مُسْلِمِينَ
Hadits ini juga sangat lemah, Ad-Dzahaby mengatakan bahwa hadits ini mungkar. [Lihat: Mizan Al-I’tidaal 1/385]
Pada sanad Abu Daud ada rawi yang bernama Ismail bin Riyah: ia majhul (tidak diketahui orangnya dan kedudukan haditsnya) tidak ada yang meriwayatkan darinya kecuali Abu Hasyim.
Dan pada sanad At-Tirmidzi ada Hajjaj bin Artha-ah: Ibnu Hajar mengatakan: ia banyak melakukan kesalahan dalam meriwayatkan hadits. Sedangkan Ibnu Akhi Abi Sa’id atau Maula Abi Sa’id; tidak diketahui orangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar